Monday 16 March 2015

Soal Merger Bank Syariah BUMN, Bos Mandiri: Kredit Macetnya Tinggi

akarta -Pemerintah punya rencana merger terhadap bank-bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah ingin punya bank syariah besar yang bisa bersaing dengan negara tetangga. Direktur Utama Bank Mandiri‎ Budi Gunadi Sadikin menuturkan, kredit macet bank BUMN syariah masih tinggi, sehingga masih perlu diperbaiki sebelum melakukan proses merger. Budi mengatakan, saat ini, pihaknya masih menunggu kajian yang dilakukan pemegang saham, dalam hal ini pemerintah. "Kita masih menunggu karena itu domain-nya pemegang saham. Kita tunggu saja kalau misalnya mereka sudah melihat pas timing-nya dan kajiannya kita jalan," kata Budi ditemui usai RUPS Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (16/3/2015). Budi mengatakan, saat ini kinerja bank-bank BUMN syariah tengah lesu, sehingga sulit untuk melaksanakan program merger tersebut. Menurutnya, struktur perbankan syariah harus diperbaiki terlebih dahulu untuk melakukan proses merger. "Syariah Mandiri masih untung, cuma memang industri perbankan syariah tahun lalu nggak bagus. Setahu saya yang gede semua down, ada yang naik cuma itu kecil. ‎Jadi harus ada yang diberesin di industri perbankan syariah. Jadi menurut saya itu yang pertama mungkin penting dilakukan," tuturnya. Dikatakan Budi, salah satu penyebab dari rendahnya kinerja dari perbankan syariah BUMN adalah tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) yang tinggi. Selain itu, sumber daya manusia di perbankan juga menurutnya masih minim dan kalah kualitas dengan perbankan konvensional. "Tahapannya menurut saya yang perlu dilakukan adalah perbaikan dari struktur industri perbankan syariah dulu, karena NPL-nya masih tinggi. Karena kalau tinggi dimerger itu nggak baik, jadi harus diperbaiki dulu‎. Coba dicek. Kalau saya lihat BSM (Bank Syariah Mandiri) di atas 5% gross-nya. Saya rasa yang gede-gede segitu juga," papar Budi. "Kemudian sumber daya syariah itu sedikit sekali. Orang karena ditanya, mau masuk perbankan syariah atau biasa konvensional, mereka maunya konvensional. Itu yang mengakibatkan kualitas sumber daya manusia di bank syariah lebih rendah," imbuhnya. (zul/ang) Sumber :Zulfi Suhendra - detikfinance

Friday 13 March 2015

Kacamata Gratis Untuk Siswa Berekonomi Lemah


Jakarta - Pada minggu ketiga Februari 2015 lalu, tepatnya Senin, 16 Februari, ada kegiatan menarik di SMAN 1 Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saat itu sekolah memfasilitasi kegiatan pemeriksaan mata bagi para siswa. Berdasarkan pemeriksaan, bagi siswa yang memerlukan dan belum memiliki kacamata baca, akan mendapatkan bantuan sebuah kacamata baca secara cuma-cuma alias gratis. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan proses belajar siswa tidak terganggu. Tentu saja para siswa menyambut hangat kegiatan ini. “Saya senang karena bisa memeriksakan mata secara gratis. Ada beberapa teman yang harus menggunakan kacamata baca,” ungkap salah seorang siswa kelas X. Sebut saja Bagas Saputra, siswa kelas XI MIA 1, dan Rangga, siswa kelas XI MIA 2, merupakan sebagian yang memerlukan kacamata baca. “Menurut hasil pemeriksaan, saya memerlukan kacamata baca. Memang selama ini kadang-kadang saya kesulitan kalau membaca tulisan yang kecil,” kata Bagas. “Untungnya, banyak teman yang baik. Mereka dengan senang hati akan membantu saya,” imbuhnya. Para siswa yang tidak menggunakan kacamata baca berasal dari keluarga yang berekonomi lemah. Mereka sebenarnya telah lama menginginkan memiliki kacamata baca, namun karena keterbatasan ekonomi orang tuanya, mereka hanya memendam keinginannya tersebut dalam hati. Mereka menyadari harga kacamata baca mahal untuk ukuran kantong orang tuanya. Kendati demikian para siswa tersebut tetap rajin menuntut ilmu di tengah keterbatasan penglihatannya. Oleh karena itu, kegembiraan menyelimuti hati para siswa berekonomi lemah tersebut atas kegiatan bantuan kacamata yang diusung oleh BCA. Dalam kegiatan ini BCA menggandeng atau bekerja sama dengan Yayasan Berani dan PT Berkat AIIA. Sekolah menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Diharapkan bantuan kacamata baca bagi siswa yang membutuhkan dapat memperlancar proses belajar. “Saya tentu senang sekali mendapat bantuan kacamata baca. Kacamata akan diberikan bulan depan,” ungkap Bagas dengan wajah ceria. Hal senada diungkapkan Rangga. “Bantuan ini sangat berguna bagi saya. Apalagi sebentar lagi saya akan menghadapi ulangan tengah semester dan akhir semester. Biar lebih lancar belajar,” katanya dengan nada gembira. Kegiatan pemeriksaan mata juga diselenggarakan di beberapa sekolah lain di Gunungkidul, yakni di tiga sekolah di Ponjong, tiga sekolah di Semanu, dan empat sekolah di Karangmojo. Sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah binaan dari Bakti BCA. Pemeriksaan dilakukan oleh dua petugas pemeriksa mata dan seorang koordinator. Program pemeriksaan mata dan pemberian bantuan kacamata baca tersebut, merupakan salah satu bentuk implementasi program kegiatan sosial BCA dalam bidang pendidikan. Kegiatan dilaksanakan pada Februari, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-58 BCA. “Di usia yang ke-58 ini, BCA ingin memaknainya dengan berbagi kepada sesama. Kami menyadari perkembangan BCA hingga saat inipun harus diikuti dengan perkembangan masyarakat di sekitar kami. Oleh karena itu, dalam suka cita ulang tahun yang ke-58, kami melakukan berbagai rangkaian kegiatan sosial,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Selama Februari 2015, pemeriksaan mata dan bantuan kacamata baca dilaksanakan di 17 sekolah binaan BCA di tiga wilayah, yaitu di Gunungkidul (DIY), Tatakan (Serang), dan Gadingrejo (Lampung). Pada kesempatan ini, BCA menyediakan 1.000 kacamata baca bagi siswa-siswi yang memerlukan. Dalam rangka mendukung proses belajar di sekolah binaan Bakti BCA, kali ini BCA juga menyerahkan berbagai bantuan kepada sekolah binaan berupa bantuan buku untuk perpustakaan sekolah, pendukung lab komputer, dan fasilitas lainnya. “Kami berharap melalui bantuan buku dapat melengkapi dan menambah koleksi perpustakaan sekolah. Hal ini diharapkan juga dapat semakin meningkatkan motivasi murid dalam belajar,” ungkap Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati. Penyerahan bantuan buku dilakukan oleh pimpinan BCA setempat kepada pihak sekolah.sumber : Advertorial - detikNews

Wednesday 11 March 2015

Ini Harga Ketiga Jagoan Baru Hyundai


Jakarta -Kini, PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) memiliki 3 jagoan baru. Ketiganya yaitu New Santa Fe 'Dspec', New Grand Avega Product Enhancement 2015 serta New Starex Mover Ambulance High Roof. Untuk New Grand Avega Product Enhancement 2015 dan New Starex Mover Ambulance High Roof, Presdir PT HMI, Mukiat Sutikno menyatakan, keduanya baru full tersedia pada April 2015. Sementara New Santa Fe 'Dspec' sudah mulai bisa dipesan. "Santa Fe 'Dspec' sudah bisa dipesan. Tapi untuk dua model lainnya (New Grand Avega dan New Starex Mover Ambulance High Roof) baru April," ujarnya di acara Hyundai Indonesia Media Gathering di Pondok Indah Golf, Jakarta, Selasa (10/3/2015). Mukiat mengatakan, Santa Fe 'Dspec' bermesin bensin dibanderol Rp 458 juta, sementara mesin diesel Rp 501 juta. Harga tersebut sudah termasuk bea balik nama Jakarta. Model New Starex Mover Ambulance High Roof dikatakan akan memenuhi kebutuhan rumah sakit bertaraf internasional di Indonesia. Ambulans tersebut dibanderol Rp 348 juta. Untuk New Grand Avega, Mukiat menyatakan harga model tersebut dibanderol Rp 206 juta. Sementara versi Limited Edition lebih mahal Rp 6,5 juta. Artinya, harga New Grand Avega Limited Edition mulai Rp 212,5 juta. "Untuk New Grand Avega seharga Rp206 juta. Sementara yang versi Limited lebih mahal Rp 6,5 juta," katanya. Namun, Mukiat belum mau menginformasikan berapa unit New Grand Avega Limited Edition. Ia memastikan, varian itu tentunya tidak banyak. "Enggak banyak tentunya. Itu (berapa unit) nanti aja," tukasnya. SUMBER : Rangga Rahadiansyah - detikOto

Tuesday 10 March 2015

5 Manfaat Mempelajari 2 Bahasa untuk Kesehatan Otak


Jakarta - Di era globalisasi saat ini seseorang dituntut untuk sebaiknya bisa mempelajari bahasa asing guna mempermudah komunikasi. Tidak hanya itu, mempelajari bahasa asing juga menjadi poin lebih ketika Anda memasuki dunia kerja. Namun, tahukah Anda jika tidak hanya itu saja fungsi dari mempelajari serta berbicara dengan lebih dari satu bahasa atau biasa disebut bilingual? Sebab, ada manfaat mempelajari dua bahasa bagi kesehatan otak lho. Dirangkum detikHealth, Senin (9/3/2015), inilah fungsi-fungsi lain yang akan Anda dapat dari mempelajari lebih dari satu bahasa: sumber: Firli A. Isnaeni - detikHealth

Monday 9 March 2015

Jokowi Tambah Utang Negara Rp 100 Triliun dalam Sebulan


Rimanews – Utang pemerintah mengalami peningkatan yang cukup signifikan di awal tahun 2015. Pada Januari 2015, utang pemerintah mencapai Rp 2.702,29 triliun. Jumlah utang pemerintah pada Januari 2015 itu berarti bertambah hampir Rp 100 triliun, dibandingkan utang per akhir Desember 2014 yang tercatat sebesar Rp 2.604,93 triliun. Berdasarkan data yang dikutip dari Kementerian Keuangan, Kamis (26/2/2015), total utang sebesar Rp 2.702,29 triliun itu terdiri dari pinjaman sebesar Rp 681,27 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 2.021,02 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi per Desember 2014, porsi SBN mengalami lonjakan cukup signifikan. Per Desember 2014, posisi SBN hanya sebesar Rp 1.931,22 triliun, sementara pinjaman sebesar Rp 673,71 triliun. Jepang tercatat sebagai negara pemberi pinjaman terbesar dengan nominal sebesar Rp 337,82 triliun atau 31,9 persen. Negara pemberi utang terbesar lainnya masing-masing Perancis sebesar Rp 24,70 triliun (3,6 persen), dan Jerman sebesar Rp 20,47 triliun (3 persen). Sementara Bank Dunia masih tercatat sebagai lembaga multilateral pemberi utang terbesar hingga Rp 176,86 triliun atau 26 persen. Kementerian Keuangan menegaskan, utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal dalam hal ini APBN, yang menjadi bagian dari kebijakan pengelolaan ekonomi secara keseluruhan. Utang juga merupakan konsekuensi dari postur APBN yang mengalami defisit.Sumber :Rimanews

Lihat Jepretan Baru Astronot, Bumi Menakjubkan dan Menyedihkan


MAKASSAR, Astronot Jerman, Alexander Gerst, sudah berbulan-bulan mempelajari permukaan bumi dari luar angkasa. Dari penelitiannya itu, ia menemukan gambar yang menakjubkan dan ada pula yang menyedihkan. Seperti dilansir media Jerman, dw.de, berikut hasil jepretan Alexander Gerst, yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional:sumber : TRIBUN-TIMUR.COM-

Thursday 5 March 2015

4 mobil Kecelakaan Beruntun di KM 10 Tol Jagorawi Sudah Dievakuasi


akarta - Kecelakaan beruntun terjadi di KM 10 Tol Jagorawi dari Arah Cibubur menuju Cawang. Kendaraan tersebut sudah dievakuasi petugas dan kemacetan jelang lokasi berangsur terurai. "untuk saat ini kecelakaan di lokasi sudah ditangani, hanya masih terpantau padat imbas dari kecelakaan di sekitar Cimanggis menuju Cipayung," Ujar Lili Petugas Jasamarga, ketika dikonfirmasi detikcom, Kamis (5/3/2015) pukul 06.45 WIB. Peristiwa kecelakaan beruntun tersebut terjadi pada pukul 05.25 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Kendaraan yang terlibat dalam insiden tersebut yakni Colt Diesel nopol F 8609 VU, Toyota Avanza nopol B 2563 QN, Ford F 18 DF dan Isuzu Panther nopol B 2085 Q "Petugas masih mengurai kepadatan imbas dari kecelakaan" tutup Lili.Sumber : Aditya Fajar Indrawan - detikNews

Wednesday 4 March 2015

Selfie Pertama di Luar Angkasa Laku Rp 110 Juta


Jakarta - Siapa astronot pertama yang pernah selfie di luar angkasa? Tak lain dan tak bukan, Edwin Eugene 'Buzz' Aldrin, sang penakluk bulan. Dan foto hasil selfienya itu baru-baru ini laku seharga USD 9.200 atau sekitar Rp 110 juta lebih dalam sebuah lelang. Harga foto tersebut sejatinya hanya dibuka di angka USD 920, namun ternyata bisa laku dengan harga sepuluh kali lipat lebih mahal. Lelang itu sendiri dilakukan oleh rumah lelang Dreweatts & Bloomsbury di London. Demikian seperti dikutip detikINET dari Cnet, Rabu (4/3/2015). Foto itu sendiri merupakan bagian dari koleksi barang-barang kuno yang berkaitan dengan luar angkasa milik NASA. Dan semua barang-barang itu dilelang pada hari yang sama, termasuk foto pertama di luar angkasa. Ada juga sebuah kamera yang laku terjual seharga USD 2.150. Kamera tersebut terpasang di sebuah roket dan mengambil foto pertama di luar angkasa pada tahun 1946. Tapi harganya masih jauh di bawah foto selfie milik Buzz -- nickname dari Edwin Aldrin. Aldrin yang saat ini berumur 84 tahun, menjadi astronot kedua setelah Neil Armstrong yang menginjakkan kakinya di permukaan bulan. Tahun 2014 lalu, Bertepatan dengan perayaan 45 tahun pendaratan manusia ke bulan, Aldrin memposting di Twitter foto dirinya kala sedang selfie di angkasa. Foto tersebut diambil pada tahun 1966, tiga tahun sebelum Aldrin dan rekan-rekannya mencapai bulan. Di Twitter, Aldrin menulis, "Tahukah Anda bahwa saya mengambil foto selfie pertama di luar angkasa saat misi Gemini 12 tahun 1966?" Kicauan Aldrin diakhiri kalimat "BEST SELFIE EVER". Dalam foto, terlihat Aldrin menjepret diri sendiri di angkasa dengan latar belakang planet bumi saat menjalankan misi Gemini 12 pada November 1966. Kala itu, Aldrin diminta memotret sinar ultaviolet dari bintang dengan kamera yang ada di kendaraan angkasanya. Sumber : Anggoro Suryo Jati - detikinet

Laba Bersih BTPN 2014 Turun 13 Persen


Jakarta.PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sepanjang tahun lalu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 13 persen dari Rp 46,1 triliun pada akhir Desember 2013 menjadi Rp 52 triliun pada 31 Desember 2014. Namun demikian di sisi lain, BTPN mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 13 persen menjadi Rp 1,85 triliun pada akhir tahun lalu, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,13 triliun. “Kami bersyukur dapat tumbuh di tengah situasi perekonomian yang menantang. Yang menggembirakan, penyaluran kredit ke segmen UMKM mampu tumbuh 22% di sepanjang 2014. Ini menunjukkan aktivitas bisnis di segmen UMKM kembali menggeliat, setelah sempat melambat lebih dari setahun terakhir,” kata Jerry Ng, Direktur Utama BTPN dalam keterangan resminya, Selasa (3/3/2015). Sementara itu terkait dengan penurunan bunga, Jerry menuturkan hal itu disebabkan karena kenaikan suku bunga acuan sejak semester II-2013 lalu telah mengerek bunga deposito dan terus berlanjut di 2014. "Ini tentu berpengaruh pada cost of fund kami. Namun kami optimistis, dengan modal kinerja yang sehat, dan dengan dukungan SMBC sebagai pemegang saham mayoritas, ke depan BTPN akan mampu bertumbuh bahkan lebih baik lagi,” ujar Jerry. Sejauh ini, selain membiayai segmen UMKM, perseroan juga menyalurkan kredit ke para pensiunan, dan melalui anak usaha BTPN Syariah juga menyalurkan kredit ke kelompok masyarakat prasejahtera produktif (productive poor). Penyaluran dana ke segmen productive poor tumbuh 85 persen dari Rp 1,35 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 2,5 triliun pada 31 Desember 2014. “Data ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan pembiayaan produktif di segmen ini. Kami percaya, dengan pendampingan yang dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terukur, Nasabah akan dapat bertumbuh,” lanjut Jerry. Untuk menyesuaikan laju pertumbuhan kredit, BTPN menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas. Per 31 Desember 2014, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 53,3 triliun, tumbuh 2 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 52,2 triliun. Sementara itu, pendanaan yang bersumber dari pinjaman bilateral dan obligasi sebesar Rp 8,2 triliun, meningkat 29 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 6,36 triliun. Dengan demikian, pada 2014 total funding BTPN tumbuh 5 persen (yoy). Diversifikasi sumber pendanaan merupakan salah satu langkah yang diambil BTPN untuk meringankan biaya dana. Jerry menyebut, BTPN ke depan akan terus melakukan diversifikasi sumber-sumber pendanaannya. Salah satunya pada 27 Februari 2015 lalu BTPN kembali memperoleh komitmen pinjaman dari IFC dalam mata uang rupiah senilai ekuivalen 300 juta dollar AS, di mana 75 juta dollar AS disediakan oleh IFC. Sementara sisanya sebesar 225 juta dollar AS, IFC memobilisasi dana dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Pertumbuhan yang cukup moderat di sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 8 persen (yoy) dari Rp 69,7 triliun menjadi Rp 75 triliun pada Desember 2014. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,3 persen. sumber : KOMPAS.com

Monday 2 March 2015

Ini Alasan Pemerintah Tak Naikkan Harga Solar


Jakarta -Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan soal keputusan pemerintah yang hanya menaikkan harga BBM premium, namun tak menaikkan harga solar dan minyak tanah. Pertimbangannya karena masyarakat sudah terbebani kenaikan harga elpiji 12 Kg dan kenaikan elpiji 3 Kg, termasuk melonjaknya harga beras belakangan ini. Solar juga selama ini banyak dipakai oleh nelayan dan mengena langsung pada sektor transportasi. "Solar sebetulnya juga harusnya naik, tapi karena kita tahu masyarakat baru alami kenaikan harga elpiji, kenaikan beras segala macam," kata Sudirman di acara Diskusi Energi Kita, di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Minggu (1/3/2015). Sudirman mengatakan atas pertimbangan itu lah pemerintah hanya menaikkan harga BBM premium, dan kenaikannya hanya Rp 200/liter, yang seharusnya naik lebih tinggi bila mengacu pada harga minyak dunia. "Kita ingin membuat masyarakat paham, bahwa energi ada harganya. Energi akan naik turun mengikuti harga minyak dunia," katanya. Menurut pihak Pertamina, bila berpatokan pada harga minyak dunia selama sebulan terakhir di Februari 2015, harga premium dan solar harusnya naik Rp 400/liter. "Subsidi untuk premium sudah nggak ada, tinggal solar. Solar pun kebijakannya Adl subsidi tetap Rp 1.000," katanya. Ia kembali menegaskan bahwa harga BBM akan terus mengikuti pergerakan harga minyak dunia, yang akan dievaluasi setiap periode sebulan sekali. Sumber : Zulfi Suhendra - detikfinance